Rabu, 20 Januari 2010

aku iri...sungguh!



10 Bersaudara BIntang Al-Qur'an Nah, itu judul buku keren kali ini.

Tergolong dalam genre "buku menggugah hati" menurutku. Bercerita tentang keluarga bu wiwik dan pak tamim yang sukses membesarkan ke sepuluh putra putri mereka semabri menghafal kan the holy Qur'an.

Tak hanya sanggup menghafal Qur'an namun anak-anak hebat ini juga tetap berprestasi di sekolahnya masing-masing.
nah, buku ini pertama kali diperkenalkan oleh Ummi Mashbihah saat mengisi kuliah kapita selekta di pondok. Buku ini keren banget! Cocok di baca dimana aja, saat diangkot, di kamar, sambil tiduran, sambil serius, sambil mandi (ups, no!). Harganya murah, di Gramed kalo ga salah IDR 38.000, nyari di toko buku lain susah lho, ga tau deh sekarag mungkin udah ada ya.

Yang pasti baca buku ini gak bakal bikin kening kamu berkerut, yang ada justru senyum manis yang mengembang di bibirmu, atau mulutmu yang menganga takjub dan iri pada 10 bersaudara bintang al-qur'an..semoga kita bisa mencontoh mereka ya?amiiinnn

apologize

Untuk saudariku, temanku, sohibku..
Di bumi Allah

Teman, maaf ya. Padahal kamu yang paling sering aku kecewain. Tapi kamu juga yang paling sering ngertiin kesusahanku dengan cepat! Aku tahu, meski ngasi kado mahal, ga bakal bisa ganti rasa kecewa yang udah sering ku bikin. Kado mahalku gak akan bisa menutupi raut kecewa mu ketika aku terlalu sering membatalkan janji denganmu karena alasan ini itu. Dan kau tetap mau berteman denganku. Meski mungkin kau sempat bersahabat dengan yang lain, namun saat memanggilmu, kamu tetap ceria seakan-akan aku masih sahabat mu seperti dulu. Padahal sudah cukup lama aku cuek pada mu, tapi saat bertemu denganku, kau tetap selalu histeris dan berteriak-teriak menyambutku seakan aku tak pernah meninggalkanmu. Maaf..sungguh. Aku selalu bodoh. Aku selalu menganggap enteng yang ada. Aku selalu menomorduakanmu. Tapi…sebenarnya, mengapa aku begitu. Karena aku merasa bahwa persahabatan kita, tidak hanya sekedar sekarang. Maka aku percaya saja padamu. Meski aku tak mengajakmu bicara dalam waktu yang lama, tak sering main bareng, tapi rasa persahabatan itu tetap ada. Tetap menyala. Bukankah benar dugaanku? Bahwa kamu memang temanku. Jazakillah khair ukhti. Telah menerima segala kekurangan, perubahan ku selama kuliah, mendengar curhatanku yang kekanak-kanakan, menerima saran-saranku seakan-akan itu sebuah saran yang bagus. Telah menemaniku bertransformasi hingga menjadi seperti sekarang. Tak membuatku merasa kesepian di kampus di saat orang-orang pergi menjaga jarak denganku. Tetap bersikap “biasa” meski aku sudah berbeda. Tetap setia meski sering ku beri luka. Semoga persahabatan kita tetap terjaga hingga kita bisa bereunian di surga-Nya. Amiiinn…….

Jumat, 15 Januari 2010

blog ku sayang..blog ku malang...maaf ya...