Jumat, 11 Februari 2011

Biarkan saya memilih untuk pergi


Kenapa hati ini tetap saja sakit...

Kenapa hati ini sulit sekali untuk berdamai...

Kenapa hati ini enggan sekali untuk melepaskannya...

Kenapa hati ini ingin dekat tapi tak sanggup jauh darinya

Apa artinya ini semua???

Allah, aku ingin bnar2 terlepas dari rasa mengikat ini, rasa sesak ketergantungan ini. Ingin rasanya menjadi independen dan lupa akan semuanya. Berharap segalanya hanya mimpi indah belaka. Yang membuatku terlena dan bergegas cuci muka. Sadar dan pergi meninggalkannya.

Allah, sungguh malas aku dengan rasa ini. Ingin rasanya aku berjalan lurus tampa lihat samping kanan kiri, dan berharap selamanya tak peduli...

Ijinkan aku pergi darinya. Seutuhnya. Sebenar-benarnya tak berjumpa lagi. Perih rasanya. Penat pikirku membayangkan segalanya.

Allah..... andai-andai itu jalannya syaithan.. dan aku tak ingin beranda-andai sepanjang hari. Bantu aku berhenti berandai-andai dan menghadapi realita ini, bahwa hidup haruslah berprinsip, dan kebaikan itu membutuhkan pengorbanan. Dan Allah.. mudahkanlah aku mengorbankan yang memang seharusnya di lepaskan. Biarkan rasa ikhlas menyertai setiap perjalanan cinta ini.

Jika pada akhirnya harus pergi, ijinkan aku pergi dengan lapang hati....

Amin.

Gundahgulana :(



NB: karena ada yg slh tafsir jdi saya tegaskan kalo ini bukan tentang laki-laki =.='

heu.

Rabu, 09 Februari 2011

Pada-Mu saja

Kehilangan visi misi hidup. Begitulah sepertinya kondisi ku sekarang... Sangat buruk. Aku lupa rasanya berusaha, aku amnesia tiba-tiba dengan segala indah cita-cita, aku kehilangan pegangan, aku kehilagan prinsip, aku kehilangan ghirah untuk berbenah, aku kehilangan semangat bergerak. Aku menjadi pengamat. Malas. Lebih tepatnya, Malas berbuat apa-apa..

Astaghfirullah. Tuhan. Aku ingin berhenti dari segala rasa malas ini, aku ingin bergerak seperti dulu, semangat seperti dulu, aku ingin kembali merasakan mendidihnya semangat dan darah ini.

Sebenar-benarnya ingin kembali.....

Bagaimana caranya berbenah lagi. Tuhan.. berikanlah aku kemudahan untuk kembali lagi, mendekat pada-Mu. ALLAH.

Ingatkan aku pada Nabi-Mu. Sebaik-baik nya teladan hidup. Yang memiliki wajah teduh. Yang membuat semua orang merasa bahagia dan berharga saat di sampingnya. Yang selalu bisa menyemangati sahabat-sahabatnya. Yang selalu menyayangi keluarga besarnya. Yang selalu mencintai umatnyaa....

Ingatkan aku pada para sahabat yang senantiasa taw

adhu'... yang selalu memanfaatkan setiap detik

waktunya. Yang sadar dan selalu ingat akan masa pertanggungjawaban amal di akhirat sana. Para anak-anak kecil di luar sana yang sibuk komat kamit menghafal lembaran-demi lembaran kalam-Mu. Pada para pecinta ilmu yang selalu berlari kehausan mencari hikmah demi hikmah yang bertebaran di bumi-Mu..

Pada para pejuang yang sedang berjihad di mana saja,

yang kuat fisik dan ukhrawinya. Yang gagah berani membela-Mu.

Allah... sadarkan aku! Ijinkan aku..masuk menjadi salah satu bagian hamba kecintaan-Mu.

Ijinkan ya Rabb. Agar iman ini kembali kokoh. Agar akhlak ini kembali baik.


Yang sedang sangat jauh dari-Mu.

Saat Yahudi Menanti di Pagi Hari

Kawan, jangan berhenti karena membaca judul postingan ku ini. Sgalanya hanya tentang rasa yang ingin ku bagi denganmu. Sebenar-benar pikir dan rasa yang ingin ku bagi denganmu, dan bukan karena aku sudah mampu. Sungguh tidak kawan. Hanya...realita yang buatku terpana setelah perjalanan beberapa waktu yang lalu.

Tentang hadits ini ...Rasulullah SAW pernah menyatakan "Jikalau mereka mengetahui rahasia besar dibalik sholat Subuh berjemaah, niscaya mereka akan mendatangi masjid-masjid di waktu Subuh walau dengan merangkak..."

Kawan..pasti sudah sering kau dengar taruhan orang Yahudi,...bahwa mereka akan kalah hanya ketika jamaah Shubuh umat muslim melebihi jamaah sholat Jumatnya.

Dan tahukah kawan.. orang2 kafir pun gemar bangun pagi, jogging, sarapan pagi, jalan-jalan atau sengaja menghindari macet di jalanan.

Dan tahukan kawan, sayangnya masjid2 kita sangat sepi di pagi hari...
Ah. Mungkin ada satu, dua.. tapi itu semua masih dapat dihitung dengan jari. Masjid raya bogor yang sebesar itu saja di waktu Shubuh tak sampai sepertiga terisi.

Kawan..mari kita tengok diri ini. Adakah kita bergegas mengambil air wudhu saat suara panggilan itu menghampiri? Ataukah justru kita tarik selimut dan telungkupkan kepala kita lamat-lamat di dalamnya.

Adakah kita ingin segera bangun dan mengejar saf berjamaah di masjid samping kanan kiri rumah kita. Atau kita lebih memilih untuk sholat sendiri di pojokan kamar kos, dengan menguap sekali dua kali. Terkantuk-kantuk, tunggang tungging kemudian tidur lagi.

Kawan, saat itu di belahan dunia lain ada yang sedang bahagia. Terbahak-bahak dengan sangat bersahaja. Orang-orang Yahudi sedang tertawa. Melihat kelalaian kita. Kita sukses besar pagi ini. Dan mungkin pagi-pagi selanjutnya. Begitu kata mereka.

Ah.. dan di atas sana mungkin ada yang sedih melihat umat-Nya. Sedang ditertawakan.
Dan di sini ada kita, yang biasa-biasa saja. Ditertawakan.

Kawan..... semoga Allah memudahkan kelopak mata kita terbuka di waktu Shubuh-Nya. Dan meringankan langkah kaki kita tuk menuju rumah-rumah-Nya. Dan menguatkan azam kita untuk berusaha SHOLAT SHUBUH BERJAMAAH di masjid-Nya. Bersujud setelah ruh kita kembali dalam wujud. Dan mencuri, rahasia istemewanya waktu Shubuh.... amin.

-Rumah Cahaya 23: 20-

Selasa, 08 Februari 2011

Mengadu pada abu

Aku bicara pada kertas
Dia pada angin lepas
Dan asap rokok-

Aku mengadu pada tinta
Dia menerawangkan pandangnya
Entah pikirnya melayang kemana

Bilang pada sulut api
Jika sedang ada sesak di hati
Tapi...lihat!
Apa terbakarnya tembakau itu beri solusi???

-kereta Kahuripan, Jogja-Bandung 01-02-2011-